2012/12/15

Membaca Denyut Nadi

     Menurut Sim Kie Jie (2002:301) diagnosa penyakit melalui perabaan (palpasi) denyut nadi telah dilakukan manusia sejak zaman dahulu. Pada awalnya perabaan nadi dilakukan pada beberapa organ tubuh antara lain: leher, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Namun demikian perabaan pergelangan tangan lebih sering digunakan dan berkembang hingga sekarang.
      Nadi timbul akibat jantung mendorong darah di dalam nadi, karena itu gerakan nadi berhubungan langsung dengan jantung. Denyutan nadi juga berhubungan dengan organ-organ tubuh yang lain, seperti paru-paru, limpa, lambung, hati dan ginjal. (Sim Kie Jie, 2002:302).
      Perubahan yang terjadi pada organ-organ  tubuh akan berpengaruh terhadap perubahan pada denyut nadi di dalam tubuh yang sekaligus memberikan gambaran terhadap kondisi tubuh serta kelainan-kelainan yang terjadi. Melalui nadi kita juga dapat memantau perkembangan penyakit serta memperkirakan prognosis-nya.


Pembagian nadi dan penentuan penyakit
 
Nadi yang normal akan berdenyut antara 60-80 kali permenit atau sama dengan empat kali per setiap respirasi (satu kali menarik dan satu kali mengeluarkan udara). (Sim Kie Jie, 2002:206). Denyutan nadi normal tidak terlalu mengambang dan tidak terlalu dalam, berdenyut tenang, bertenaga dan teratur.
Nadi yang tidak normal dikenal dengan nadi patologis (nadi yang memanifestasikan adanya suatu penyakit). Nadi seperti ini dibagi menjadi beberapa macam. Para ahli kesehatan akupunktur memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai banyaknya nadi patologis tersebut.
Dalam pandangan ahli herba (herbalis) penentuan penyakit melalui denyut nadi ini didasarkan pada tingkat kelajuan (kecepatan), kedalaman dan kekuatan denyutan. Berikut adalah pembagian penentuan penyakit berdasarkan denyut nadi:

Kelajuan nadi

Berdasarkan kelajuannya denyut nadi dibagi menjadi dua macam yaitu:
a) Denyut nadi perlahan
        Nadi yang berdenyut perlahan menunjukkan unsur air (sejuk) yang terdapat dalam tubuh. Dalam kondisi seperti ini nadi berdenyut lebih pelan dibandingkan dengan denyut nadi biasa (normal). Semakin pelan denyutannya berarti semakin tinggi unsur air (sejuk) yang terdapat dalam tubuh.
b) Denyut nadi cepat
Nadi yang berdenyut cepat menunjukkan unsur api (panas) yang terdapat dalam tubuh. Semakin cepat denyutan berarti semakin banyak unsur panas (api) yang terdapat dalam tubuh.

Kedalaman nadi
 
a) Nadi atas
Denyutan nadi seperti ini bisa diketahui dengan merasakan denyutan hanya dengan melalui tekanan yang ringan. Denyutan akan hilang jika kita menekan (pergelangan) terlalu kuat (dalam).
        Nadi atas menunjukkan gejala kekurangan tenaga pada buah pinggang (ginjal).
Tanda-tanda yang biasa muncul antara lain: sakit kepala, bunyi berdengung dan berdesing dalam telinga, hotfluses (muka dan leher menjadi merah).
Nadi atas juga menunjukkan unsur YANG dalam paru-paru. Keadaan seperti ini biasanya ditandai dengan adanya batuk-batuk yang merupakan gejala penyakit asma.
b) Nadi dalam
Denyutan nadi tidak nampak dengan sentuhan ringan.denyutan nadi baru terasa setelah mendapatkan tekanan (tangan) yang keras. Nadi dalam menunjukkan tanda-tanda seperti keletihan, prolap, cirit-birit atau diare (mencret), incontinence dan keputihan.

Kekuatan nadi
Denyut nadi pada tangan kanan dan kiri akan menunjukkan tanda-tanda pada organ tubuh yang berbeda. Tangan kanan menunjukkan tanda-tanda pada: limpa (spleen), perut, paru-paru dan ginjal kanan. Sedangkan denyut nadi kiri menunjukkan kelainan pada hati, jantung, dan ginjal kiri.
    Berdasarkan kekuatan denyutannya, nadi dibagi menjadi dua macam yaitu:
a) Nadi kuat (penuh)
Nadi seperti ini bisa dikenali dengan merasakan adanya denyutan pada ketiga jari yang kita tempelakan pada bagian atas pergelangan tangan.
Nadi kuat menunjukkan adanya kualitas gelombang yang agresif serta kandungan unsur yang berlebihan.
b) Nadi lemah (kosong)
Nadi yang lemah menunjukkan tubuh kekurangan unsur.

Kemahiran Menentukan Penyakit Melalui Nadi
      Dalam memperlajari perabaan nadi, selain perlu mempelajari teori, yang lebih penting adalah prakteknya. Tanpa praktek perabaan nadi, tidak mungkin bisa dipelajari dengan baik atau bahkan tidak akan berhasil sama sekali. Hal penting lainnya dalam melakukan perabaan nadi adalah adanya sensibilitas jari dan konsentrasi dari pemeriksa.
      Berikut ini adalah cara melakukan perabaan nadi:
1.Sebelum dilakukan perabaan hendaknya pasien dianjurkan untuk istirahat sebentar.
2.Tangan pasien secara horisontal diletakkan setinggi jantung dengan telapak tangan mengarah ke atas.
3.Gunakan tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk melakukan perabaan. Yang menyentuh nadi hendaknya adalah bagian ujung jari.
4.Lakukan perabaan dengan menekankan jari melalui tiga kekuatan tekanan yaitu: tekanan ringan, tekanan sedang, dan tekanan kuat.
Selama proses pemeriksaan, napas pemeriksa harus teratur, emosi dalam keadaan tenang, sikap baik dan berkonsentrasi penuh. (Sim Kie Jie, 2002:306).

No comments:

Post a Comment